BAB 7
TATARAN LINGUISTIK (4) :
SEMANTIK
7.1 HAKIKAT MAKNA
Pengertian atau konsep yang dimiliki oleh setiap kata atau leksem.
7.2 JENIS MAKNA
Berbagai nama jenis makna telah dikemukakan orang dalam berbagi buku linguistik atau semantik.
7.2.1 Makna leksikal, gramatikal, dan Kontekstual
Makna leksikal adalah makna yang dimiliki atau ada pada leksem meski tanpa konteks apa pun.
Makna gramatikal baru ada kalau terjadi proses gramatikal, seperti afiksasi, reduplikasi, komposisi atau kalimatisasi.
Makna kontekstual adalah makna sebuah leksem atau kata yang berada didalam satu konteks.
7.2.2 Makna Referensial dan Non referensial
Sebuah kata bermakna referensial kalu ada referensnya, atau acuannya :
7.2.3 Makna Denotatif dan Makna Konotatif.
Makna denotatif adalah makna asal, atau makna sebenarnya yang dimiliki oleh sebuah leksem.
Makna konotatif adalah makna lain yang “ditambahkan” pada makna denotatif tadi.
7.2.4 Makna konseptual dan Makna Asosiatif.
Makna konseptual yang dimiliki oleh leksem terlepas dari konteks atau asosiasi apa pun.
Makna asosiatif adalah makna yang dimiliki sebuah leksem atau kata berkenaan dengan adanya hubungan kata itu dengan sesuatu yang berada diluar bahasa.
7.2.5 Makna Kata atau Makna Istilah
Makna kata masih bersifat umum, kasar, dan tidak jelas. Istilah mempunyai makna yang pasti, yang jelas, yang tidak meragukan, meskipun tanpa konteks kalimat.
7.2.6 Makna Idiom dan Peribahasa
Makna idiom adalah satuan ujaran yang maknanya tidak dapat “diramalkan” dari unsur-unsurnya, baik secara leksikal maupun secara gramatikal.
Peribahasa memiliki makna yang masih dapat ditelusuri atau dilacak dari makna unsur-unsurnya karena adanya “asosiasi” antara makna asli dengan maknanya sebagai peribahasa.
7.3 RELASI MAKNA
Hubungan sematik yang terdapat antara satuan bahasa yang satu dengan satuan bahasa lainnya.
7.3.1 Sinonim
Hubungan sematik yang menyatakan adanya kesamaan makna antara satu satuan ujaran lainnya.
7.3.2 Antonim
Hubungan sematik antara dua buah satuan ujaran yang maknanya menyatakan kebalikan.
7.3.3 Polisemi
Kata yang mempunyai makna lebih dari satu.
7.3.4 Himonimi
Dua buah kata atau satuan ujaran yang bentuknya “kebetulan” sama ; maknanya tentu saja berbeda, karena masing-masing merupakan kata atau bentuk ujaran yang berlainan.
7.3.5 Hiponimi
Hubungan sematik antara sebuah bentuk ujaran yang maknanya tercakup dalam makna bentuk ujaran yang lain.
7.3.6 Ambiguiti atau Ketaksaan.
Gejala dapat terjadinya kegandaan makna akibat tafsiran aromatikal yang berbeda.
7.3.7 Redundansi
Berlebih-lebihnya penggunaan unsur segmental dalam suatu bentuk ujaran.
7.4 PERUBAHAN MAKNA
Secara sinkronis makna sebuah kata atau leksem tidak akan berubah, tetapi secara diakronis ada kemungkinan dapat berubah.
7.5.1 Medan Makna
Seperangkat unsur leksikal yang maknanya saling berhubungan karena menggambarkan bagian dari bidang kebudayaan atau realitas dalam alam semesta tertentu.
7.5.2 Komponen Makna
Setiap kata, leksem, atau butir leksikal tentu mempunyai makna. Makna yang dimiliki oleh setiap kata itu terdiri dari sejumlah komponen yang membentuk keseluruhan makna kata itu.
7.5.3 Kesesuaian Semantik dan Sintaktik
Analisis persesuaian sematik dan sintaktik harus mempertimbangkan komponen makna kata secara lebih terperinci.
Nama : Dewi Kartikasari
NIM : 1402408219
Rombel : 4
apa perbedaan kata dan istilah?
Di buku disebutkan dua kata yang bersinonim maknanya tidak akan sama persis.Hal itu karena faktor w2aktu,tempat sosial,keformalan,kegiatan,nuansa makna tetapi di buku lain saya menemukan bahwa perbedaan itu disebabkan makna dasardengan makna tambahan,nilai rasa,kelaziman pemakaian/kolokasi,dan distribusi,Bagaimana menurut Anda?
Apa saja manfaat analisis komponen makna?jelaskan!